1.
Edward
Lee Thorndike
Objek eksperimen
Thorndike, yaitu seekor kucing. Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak
lain merupakan hubungan antara stimulus (perangsangan) merupakan respon
(jawaban, tanggapan, reaksi). Belajar adalah pembentukan stimulus-respon
sebanyak-banyaknya.
Seekor kucing
yang dilaparkan dimasukkan dalam suatu kotak percobaan (problem box) yang merupakan suatu labyrinth, banyak jalan yang berliku, menyesatkan, dan hanya satu
jalan yang benar menuju tujuan. Di ujung problem
box, dimasukkan makanan, kucing yang kelaparan itu membaui makanan, maka
dia akan berusaha mencapai makanan itu dengan berbagai jalan, seringkali
tersesat, kembali berputar ketempat semula, atau menemui jalan buntu. Namun,
sekali kucing tersebut menemukan jalan ke arah makanan, pada percobaan
berikutnya dia akan melalui jalan yang langsung menuju makanan.
2.
Ivan
Pavlov
Teori
pengkodisian klasik merupakan perkembangan lebih lanjut dari teori
koneksionisme. Belajar merupakan suatu apaya untuk mengkodisikan pembentukan
suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu.
Objek eksperimen
Pavlov, yaitu seekor anjing. Teori ini dilatarbelakangi oleh percobaan Pavlov
tentang keluarnya air liur anjing. Air liur akan keluar, apabila anjing melihat
atau mencium bau makanan. Terlebih dulu Pavlov membunyikan bel sebelum anjing
diberi makanan. Pada percobaan berikutnya begitu mendengar bel, otomatis air
liur anjing akan keluar, walau belum melihat makanan, artinya perilaku individu
dapat dikondisikan.
3. Wolfgang
Kohler
Semua
kegiatan belajar menggunakan pemahaman terhadap hubungan hubungan, terutama
hubungan antara bagian dan keseluruhan. Intinya, menurut mereka, tingkat
kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar adalah
lebih meningkatkan kemampuan belajar seseorang dari pada dengan hukuman dan
ganjaran. insight yaitu pengamatan dan pemahaman
mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi
permasalahan.
Objek
eksperimen Kohler ialah seekor simpanse dimasukkan dalam sangkar atau ruangan
dan didalam sangkar tersebut terdapat sebatang tongkat. Diluar sangkar
diletakkan sebuah pisang. Problem yang dihadapi oleh simpanse adalah bagaimana
simpanse dapat mengambil pisang untuk dimakan. Pada awalnya simpanse berusaha
mengambil pisang tersebut, tetapi selalu gagal karena tangannya tidak sampai
untuk mengambil pisang tersebut. Kemudian simpanse melihat sebatang tongkat dan
timbulah pengrtian untuk meraih pisang dengan menggunakan tongkat tersebut.
Begitu juga ketika ada dua tongkat, karena tidak dapat dirahnya pisang tersebut
dengan tongkat satu. Tiba-tina muncul insight dalam diri simpanse dan
menyambung dan akhirnya berhasil.
4. Edwin
Guthrie
Guthrie juga
mengemukakan bahwa “hukuman” memegang peran penting dalam belajar. Menurutnya suatu hukuman yang diberikan
pada saat yang tepat, akan mampu mengubah kebiasaan seseorang.
Sebagai contoh,
seorang anak perempuan yang setiap kali pulang sekolah, selalu mencampakkan
baju dan topinya di lantai. Kemudian ibunya menyuruh agar baju dan topi dipakai
kembali oleh anaknya, lalu kembali keluar, dan masuk rumah kembali sambil
menggantungkan topi dan bajunya di tempat gantungan. Setelah beberapa kali
melakukan hal itu, respons menggantung topi dan baju menjadi terisolasi dengan
stimulus memasuki rumah. Meskipun demikian, nantinya faktor hukuman ini tidak lagi dominan dalam teori-teori tingkah laku.
5. Jean-Jacques Rousseau
Menyatakan bahwa anak-anak memiliki
potensi-potensi yang masih terpendam. Melalui belajar, anak harus diberi
kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut.
Sesungguhnya anak memiliki kekuatan
sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan, dan mengembangkan dirinya sendiri.
Anak-anak akan berkembang secara alamiah. Guru tidak perlu banyak turut campur
mengatur anak, biarkan dia belajar sendiri, yang penting perlu diciptakan
situasi belajar yang rileks, menarik, dan bersifat alamiah. Guru diharapkan
lebih mementingkan perkembangan kematangan daripada menyibukkan diri dengan
menanamkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar